Suluk Akhir Jaman merupakan wejangan atau kaweruh tanda-tanda akhir jaman. Mungkin bicara istilah suluk, apa arti suluk tahukah anda? Suluk secara harfiah berarti menempuh (jalan). Dalam kaitannya dengan agama Islam dan sufisme, kata suluk berarti menempuh jalan (spiritual) untuk menuju Allah. Menempuh jalan suluk (bersuluk) mencakup sebuah disiplin seumur hidup dalam melaksanakan aturan-aturan eksoteris agama Islam (syariat) sekaligus aturan-aturan esoteris agama Islam (hakikat). Ber-suluk juga mencakup hasrat untuk Mengenal Diri, Memahami Esensi Kehidupan, Pencarian Tuhan, dan Pencarian Kebenaran Sejati (ilahiyyah), melalui penempaan diri seumur hidup dengan melakukan syariat lahiriah sekaligus syariat batiniah demi mencapai kesucian hati untuk mengenal diri dan Tuhan.
Kata suluk berasal dari terminologi Al-Qur'an, Fasluki, dalam Surat An-Nahl ayat 69, Fasluki subula rabbiki zululan, yang artinya Dan tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu). Seseorang yang menempuh jalan suluk disebut salik. Kata suluk dan salik biasanya berhubungan dengan tasawuf, tarekat dan sufisme.
Suluk Akhir Jaman - Syekh Siti Jenar untuk mengingatkan kita sesama orang muslim, agar kembali kejalan yang benar bukan saling salah menyalahkan, tetapi justru bersatu padu untuk terciptanya kerukunan demi keutuhan kaum muslim. Berikut ini Suluk Akhir Jaman - Syekh Siti Jenar dan artinya versi indonesia, jika ada yang tersinggung itu sudah sepantasnya, berarti anda memang demikian perilakunya, makanya harap kembali ke jalan yang benar.
Suluk Akhir Jaman:
"Jamane saiki jaman edan, okeh wong waras tapi kelakuane ngungkuli wong edan, ngaku wong pinter mung gawene minteri liyan, ngaku nduwe ngelmu tingkat kasepuhan asline mung dolanan sulapan, iki tondo akhire jaman, wong gampang ngedol iman mergo mikir uman, yen wes kumanan mikire eman, qur'an kadis mung ge kudung lan lamis, kapir ngapirke liyan kui wes dadi tondo kapire dewe, moso bodo o sing penting nduwe jeneng lan jenang, kalal karom rano bedane, yen kalal kanggone dewe, yen karom tudingke koncone, agomo mung kanggo alat ben nutupi mripat, katon agung katon alim sejatine zolim, ragat gowo klabi sorban lan sitik setitik mocone dalil agomo, ben disawang apik ben wong okeh kintil lan percoyo, sing sesat kui wong liyo, awak dewe sing bener calone suwargo, suwargo ndonyo kang pesti ono, suwargo akherat opo digayuh biso, yen anggowo jenenge walisongo sajake katon bedani, wong nuswantoro kui gampang diapusi gampang dibodoni, kui tondo akhire jaman, okeh sing ngaku wali ngaku nabi ngaku gusti, mulo siro kabeh kudu eling lan waspodo, ugo nyekel iman islam iksan bakal slamet ono hera herune jaman."
Artinya Suluk Akhir Jaman:
"Zaman sekarang zaman gila, banyak orang sehat tetapi perbuatannya melebihi orang gila, mengaku dirinya orang pinter kejaannya membodohi/mengakali orang lain, mengaku punya ilmu tingkat tinggi sebenarnya hanya bermain sulap/menipu/ trik saja, ini tanda akhir zaman, orang mudah menjual iman karena hanya berpikir mendapat materi, kalau sudah mendapatkannya tidak mau sedekah/ untuk dirinya sendiri, al quran hadist hanya buat kedok semata dan pura-pura dibicarakan, mengkafirkan orang lain sebenarnya itu tanda kafirnya dirinya sendiri, masa bodoh yang penting memiliki nama dan harta, hala haram sudah tidak ada bedanya, kalau halal itu anggapan/miliknya sendiri, kalau haram layak ditunjukkan orang lain, agama cuma alat untuk menutup mata orang, agar terlihat terpandang terlihat alim/ soleh walau aslinya perbuatannya zhalim, cukup memakai baju sorban dan sedikit-sedikit bacanya memakai dalil agama, biar terlihat baik biar orang banyak jadi percaya mau jadi pengikutnya, yang sesat itu orang lain, dirinya sendiri paling benar calonnya masuk surga, surga dunia yang pastinya ada, surga di akhirat apa bisa dicapainya, kalau membawa nama para wali sembilan agar terlihat beda lain dari yang lain, orang nusantara ini mudah dikibulin mudah ditipu, itu tanda akhir zaman, banyak yang mengaku dirinya wali,nabi bahkan tuhan, makanya kalian semua harus ingat dan waspada, serta berpegang teguh dengan iman, islam, ihsan agar selamat dalam hiruk pikuknya zaman."
Suluk ini ditulis untuk mengingatkan anda sekalian akan hiruk pikuknya zaman ini yang sudah banyak orang salah kaprah, orang mengaku beragama yang harusnya memberi rasa kedamaian kerukunan tetapi justru berperan dibalik layar membuat teror dan membuat aksi kerusuhan agar menguntungkan dirinya sendiri.
Paham panatisme ditanamkan orang pasti mudah diperdaya, namun jika paham nasionalisme yang ditanamkan orang pasti bagaimana berpikir hidup berbangsa dan bernegara agar adem tentrem/ damai sejahtera.
Kata suluk berasal dari terminologi Al-Qur'an, Fasluki, dalam Surat An-Nahl ayat 69, Fasluki subula rabbiki zululan, yang artinya Dan tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu). Seseorang yang menempuh jalan suluk disebut salik. Kata suluk dan salik biasanya berhubungan dengan tasawuf, tarekat dan sufisme.
Suluk Akhir Jaman - Syekh Siti Jenar untuk mengingatkan kita sesama orang muslim, agar kembali kejalan yang benar bukan saling salah menyalahkan, tetapi justru bersatu padu untuk terciptanya kerukunan demi keutuhan kaum muslim. Berikut ini Suluk Akhir Jaman - Syekh Siti Jenar dan artinya versi indonesia, jika ada yang tersinggung itu sudah sepantasnya, berarti anda memang demikian perilakunya, makanya harap kembali ke jalan yang benar.
Suluk Akhir Jaman:
"Jamane saiki jaman edan, okeh wong waras tapi kelakuane ngungkuli wong edan, ngaku wong pinter mung gawene minteri liyan, ngaku nduwe ngelmu tingkat kasepuhan asline mung dolanan sulapan, iki tondo akhire jaman, wong gampang ngedol iman mergo mikir uman, yen wes kumanan mikire eman, qur'an kadis mung ge kudung lan lamis, kapir ngapirke liyan kui wes dadi tondo kapire dewe, moso bodo o sing penting nduwe jeneng lan jenang, kalal karom rano bedane, yen kalal kanggone dewe, yen karom tudingke koncone, agomo mung kanggo alat ben nutupi mripat, katon agung katon alim sejatine zolim, ragat gowo klabi sorban lan sitik setitik mocone dalil agomo, ben disawang apik ben wong okeh kintil lan percoyo, sing sesat kui wong liyo, awak dewe sing bener calone suwargo, suwargo ndonyo kang pesti ono, suwargo akherat opo digayuh biso, yen anggowo jenenge walisongo sajake katon bedani, wong nuswantoro kui gampang diapusi gampang dibodoni, kui tondo akhire jaman, okeh sing ngaku wali ngaku nabi ngaku gusti, mulo siro kabeh kudu eling lan waspodo, ugo nyekel iman islam iksan bakal slamet ono hera herune jaman."
Artinya Suluk Akhir Jaman:
"Zaman sekarang zaman gila, banyak orang sehat tetapi perbuatannya melebihi orang gila, mengaku dirinya orang pinter kejaannya membodohi/mengakali orang lain, mengaku punya ilmu tingkat tinggi sebenarnya hanya bermain sulap/menipu/ trik saja, ini tanda akhir zaman, orang mudah menjual iman karena hanya berpikir mendapat materi, kalau sudah mendapatkannya tidak mau sedekah/ untuk dirinya sendiri, al quran hadist hanya buat kedok semata dan pura-pura dibicarakan, mengkafirkan orang lain sebenarnya itu tanda kafirnya dirinya sendiri, masa bodoh yang penting memiliki nama dan harta, hala haram sudah tidak ada bedanya, kalau halal itu anggapan/miliknya sendiri, kalau haram layak ditunjukkan orang lain, agama cuma alat untuk menutup mata orang, agar terlihat terpandang terlihat alim/ soleh walau aslinya perbuatannya zhalim, cukup memakai baju sorban dan sedikit-sedikit bacanya memakai dalil agama, biar terlihat baik biar orang banyak jadi percaya mau jadi pengikutnya, yang sesat itu orang lain, dirinya sendiri paling benar calonnya masuk surga, surga dunia yang pastinya ada, surga di akhirat apa bisa dicapainya, kalau membawa nama para wali sembilan agar terlihat beda lain dari yang lain, orang nusantara ini mudah dikibulin mudah ditipu, itu tanda akhir zaman, banyak yang mengaku dirinya wali,nabi bahkan tuhan, makanya kalian semua harus ingat dan waspada, serta berpegang teguh dengan iman, islam, ihsan agar selamat dalam hiruk pikuknya zaman."
Suluk ini ditulis untuk mengingatkan anda sekalian akan hiruk pikuknya zaman ini yang sudah banyak orang salah kaprah, orang mengaku beragama yang harusnya memberi rasa kedamaian kerukunan tetapi justru berperan dibalik layar membuat teror dan membuat aksi kerusuhan agar menguntungkan dirinya sendiri.
Paham panatisme ditanamkan orang pasti mudah diperdaya, namun jika paham nasionalisme yang ditanamkan orang pasti bagaimana berpikir hidup berbangsa dan bernegara agar adem tentrem/ damai sejahtera.