Kesalahkaprahan Mengenai Ajaran Syekh Siti Jenar terbukti adanya buku-buku yang beredar yang laris dipasaran karena membawa nama besar Syekh Siti Jenar yang dianggap kontroversi dalam menyampaikan ajaran agama islam. Dari kalangan tokoh kebatinan hingga tokoh agamawan sering memperdebatkan hal terkait Syekh Siti Jenar ini. Mana yang benar, mana yang salah!? Jawabnya Wallahu a'lam bish-shawab yang artinya “Dan Allah Mahatahu yang sebenarnya”.
Kesalahkaprahan Mengenai Ajaran Syekh Siti Jenar ini sudah terjadi selama berabad-abad jadi untuk mencari kebenaranya tentu sulit, karena minimnya data dan dokumen yang ada, adapun ditulis oleh orang yang kebenarannya disangsikan, baik sorog maupun suluk-pun masih disangsikan, apalagi karangan orang diluar kafir diluar Islam.
Kesalahkaprahan Mengenai Ajaran Syekh Siti Jenar sebenarnya bisa dinalar atau dilogika, tidak usah ngeyel diperdebatkan dengan pemahaman sendiri-sendiri cari jalan terbaiknya dengan pola pikir yang jernih, kata salah satu keturunan dari Syekh Siti Jenar. Jika mengklaim Ajaran Syekh Siti Jenar itu sesat lihat dulu sumbernya dari mana!? Buku apa dan kitab apa! Jika berpegang dengan Al Quran dan As sunnah-nya tentu orang bisa berpikir positif bukan meyakini buku atau kitab diluar Al Quran dan As sunnah, dengan itu pasti anda tidak sesat pikirannya dan tidak tersesat perbuatanya, ungkap R.Tjakra Djajaningrat.
Orang hanya bisa menuding dan menyalahkan orang lain tanpa mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu, ibarat klo berani ngomong dan ngoceh kan lebih terkenal/ populer dengan itu agar terlihat vokal, yang ngaku kyai, maupun ustadz ujungnya mengkafir-kafirkan saudaranya sendiri. Jika agama lain melihat, terutama nasrani pasti tertawa sersorak gembira bahwa domba-domba yang tersesat saling menghujat.
Jika berpikiran simple pasti tidak mudah terpecah belah, lihatlah dari sesama muslim (agama islamnya) jangan karena beda aliran beda pemahaman! Main tuding saling menyalahkan! Jika ada saudara muslim yang salah wajib diluruskan datangi diajak dialog agar silaturahmi terjalin sesama muslim dan mencari solusinya, bukan adu jotos perang sendiri-sendiri.
Kembali pada topik Kesalahkaprahan Mengenai Ajaran Syekh Siti Jenar, itu terjadi sebenarnya sama dengan konflik kejadian diera globalisasi ini. Toh sebenarnya para Walisongo tidaklah demikian, tidak menyatakan ajaran Syekh Siti Jenar itu sesat, namun kesalahannya Syekh Siti Jenar karena melawan ketentuan yang sudah disepakati bersama di dewan Walisongo dan menentang penguasa kerajaan Demak. Orang memakai ajaran Syekh Siti Jenar agar terlihat sakti, lebih tinggi tingkat spiritualnya,dsb. Bahkan yang parah memakai istilah ajarannya Manunggaling Kawula Gusti yang disesuaikan pola pikirnya sendiri dan jauh dari pemahaman aslinya yang lebih universal. R.Tjakra Djajaningrat sebagai keturunannya hanya bisa prehatin dengan semua itu. Beliau selama ini diam, dan karena desakan kami akhir sedikit mengungkapkan baik sejarah dan terkait bagaimana ajaran leluhurnya tersebut. Beliau juga berpesan saya tidak berani membanggakan leluhur-leluhur saya, jika saya sendiri tidak bisa dibanggakan, bagaimana tetap jadi diri sendiri itu yang terbaik bukan karena bayang-bayang keagungan nama leluhurnya.
Mengenai sesat atau tidak sesat dari ajaran Syekh Siti Jenar itu tergantung dari pemahaman anda masing-masing tentunya, namun jika anda membaca artikel ini tentu bisa meluruskan Kesalahkaprahan Mengenai Ajaran Syekh Siti Jenar yang selama ini diperdebatkan banyak orang yang tiada ujungnya.
Kesalahkaprahan Mengenai Ajaran Syekh Siti Jenar ini sudah terjadi selama berabad-abad jadi untuk mencari kebenaranya tentu sulit, karena minimnya data dan dokumen yang ada, adapun ditulis oleh orang yang kebenarannya disangsikan, baik sorog maupun suluk-pun masih disangsikan, apalagi karangan orang diluar kafir diluar Islam.
Kesalahkaprahan Mengenai Ajaran Syekh Siti Jenar sebenarnya bisa dinalar atau dilogika, tidak usah ngeyel diperdebatkan dengan pemahaman sendiri-sendiri cari jalan terbaiknya dengan pola pikir yang jernih, kata salah satu keturunan dari Syekh Siti Jenar. Jika mengklaim Ajaran Syekh Siti Jenar itu sesat lihat dulu sumbernya dari mana!? Buku apa dan kitab apa! Jika berpegang dengan Al Quran dan As sunnah-nya tentu orang bisa berpikir positif bukan meyakini buku atau kitab diluar Al Quran dan As sunnah, dengan itu pasti anda tidak sesat pikirannya dan tidak tersesat perbuatanya, ungkap R.Tjakra Djajaningrat.
Orang hanya bisa menuding dan menyalahkan orang lain tanpa mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu, ibarat klo berani ngomong dan ngoceh kan lebih terkenal/ populer dengan itu agar terlihat vokal, yang ngaku kyai, maupun ustadz ujungnya mengkafir-kafirkan saudaranya sendiri. Jika agama lain melihat, terutama nasrani pasti tertawa sersorak gembira bahwa domba-domba yang tersesat saling menghujat.
Jika berpikiran simple pasti tidak mudah terpecah belah, lihatlah dari sesama muslim (agama islamnya) jangan karena beda aliran beda pemahaman! Main tuding saling menyalahkan! Jika ada saudara muslim yang salah wajib diluruskan datangi diajak dialog agar silaturahmi terjalin sesama muslim dan mencari solusinya, bukan adu jotos perang sendiri-sendiri.
Kembali pada topik Kesalahkaprahan Mengenai Ajaran Syekh Siti Jenar, itu terjadi sebenarnya sama dengan konflik kejadian diera globalisasi ini. Toh sebenarnya para Walisongo tidaklah demikian, tidak menyatakan ajaran Syekh Siti Jenar itu sesat, namun kesalahannya Syekh Siti Jenar karena melawan ketentuan yang sudah disepakati bersama di dewan Walisongo dan menentang penguasa kerajaan Demak. Orang memakai ajaran Syekh Siti Jenar agar terlihat sakti, lebih tinggi tingkat spiritualnya,dsb. Bahkan yang parah memakai istilah ajarannya Manunggaling Kawula Gusti yang disesuaikan pola pikirnya sendiri dan jauh dari pemahaman aslinya yang lebih universal. R.Tjakra Djajaningrat sebagai keturunannya hanya bisa prehatin dengan semua itu. Beliau selama ini diam, dan karena desakan kami akhir sedikit mengungkapkan baik sejarah dan terkait bagaimana ajaran leluhurnya tersebut. Beliau juga berpesan saya tidak berani membanggakan leluhur-leluhur saya, jika saya sendiri tidak bisa dibanggakan, bagaimana tetap jadi diri sendiri itu yang terbaik bukan karena bayang-bayang keagungan nama leluhurnya.
Mengenai sesat atau tidak sesat dari ajaran Syekh Siti Jenar itu tergantung dari pemahaman anda masing-masing tentunya, namun jika anda membaca artikel ini tentu bisa meluruskan Kesalahkaprahan Mengenai Ajaran Syekh Siti Jenar yang selama ini diperdebatkan banyak orang yang tiada ujungnya.